Dapatkankemas kini e-mel untuk pekerjaan Transportation Intern baharu di Kuala Lumpur. Singkir. Dengan membuat peringatan pekerjaan ini, anda bersetuju dengan Perjanjian Pengguna dan Dasar Privasi LinkedIn. Anda boleh menghentikan langganan daripada e-mel ini pada bila-bila masa. Daftar masuk untuk membuat lagi Lokasi Hotel Transit Kuala Lumpur berada di Bukit Bintang. Dari Kampung Batu Station, hotel ini hanya berjarak sekitar 7,1 km. Terdapat beberapa tempat menarik di sekitarnya, seperti Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur 2 KUL yang berjarak sekitar 44,74 km dan Tadom Hill Adventure berjarak sekitar 38,22 km. Tentang Hotel Transit Kuala Lumpur Hotel Transit Kuala Lumpur memiliki segala fasilitas penunjang bisnis untuk Anda dan kolega. Hotel Transit Kuala Lumpur adalah tempat bermalam yang tepat bagi Anda yang berlibur bersama keluarga. Nikmati segala fasilitas hiburan untuk Anda dan keluarga. Pelayanan memuaskan serta fasilitas hotel yang memadai akan membuat Anda nyaman berada di Hotel Transit Kuala Lumpur. Resepsionis siap 24 jam untuk melayani proses check-in, check-out dan kebutuhan Anda yang lain. Jangan ragu untuk menghubungi resepsionis, kami siap melayani Anda. WiFi tersedia di seluruh area publik properti untuk membantu Anda tetap terhubung dengan keluarga dan teman. Dengan fasilitas yang memadai, Hotel Transit Kuala Lumpur menjadi pilihan yang tepat untuk menginap.

28views, 0 likes, 0 loves, 0 comments, 0 shares, Facebook Watch Videos from hasrafchannel: PART 2 Pengalaman aku menanam ASPARAGUS di Kuala Lumpur (tanah rendah) selama 3 tahun sejak 2017-2020

Halo semuanya, kali ini kami mau sharing cerita pengalaman transit di Kuala Lumpur. Emang lagi mau pergi ke mana sampai harus mampir di Kuala Lumpur? Ceritanya berlangsung pada awal Januari 2020. Saya bersama suami pergi umroh ke tanah suci. Nah, dalam rute perjalanannya, meeting point bersama rombongan yang lain ialah di Kuala Lumpur. Cerita pengalaman umrohnya seperti apa? Kami akan coba ceritakan di kesempatan lainnya ya. Jadi, stay tune terus di Catatan Bunda. Sementara itu, teman-teman bisa membaca cerita kami saat berangkat umroh bersama keluarga beberapa tahun yang lalu. Untuk mengawali rangkaian ceritanya, kami akan mencoba cerita pengalaman transit di Kuala Lumpur. Walaupun terhitung momen transitnya sangat singkat, selalu ada yang bisa diceritakan. Mudah-mudahan kisah singkat kali ini bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca. Selamat menikmati cerita lengkapnya 😀 Pengalaman Transit di Kuala Lumpur – Berburu Tiket Pesawat Sebelum berangkat, kami berburu tiket penerbangannya terlebih dahulu. Saat ini, booking tiket penerbangan melalui aplikasi sudah sangat mudah. Kami yakin para pembaca pun demikian. Proses berburu tiket dimulai di aplikasi Traveloka. Rute penerbangan menuju Kuala Lumpur yang tersedia ialah Jakarta – Kuala Lumpur. Kami simpan dulu informasi tersebut. Selanjutnya, kami berdua berpikir, jika ada penerbangan yang rutenya langsung dari Bandung tentu sangat bagus. Di samping letak bandara yang masih satu kota, kami bisa menghemat waktu dan tenaga saat keberangkatan. Oleh sebab itu, kami coba berburu di aplikasi yang lain. Kali ini, pilihan kami jatuh di aplikasi milik salah satu maskapai. Alhamdulillah, ternyata keinginan kami berdua dikabulkan oleh Allah SWT. Masih ada rute penerbangan langsung dari Bandung ke Kuala Lumpur. Asal bandara pun sesuai keinginan. Seperti kita ketahui, kini ada bandara baru di Jawa Barat. Namanya ialah Bandara Internasional Kertajati di Majalengka. Untuk menuju ke bandara tersebut, penumpang membutuhkan waktu perjalanan dari Bandung kurang lebih 2,5 hingga 3 jam. Bandara baru ini dimaksudkan untuk menggantikan Bandara Husein Sastranegara yang berada di kota Bandung. Syukurlah, penerbangan menuju Kuala Lumpur masih bisa dilayani di Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Berapa harga tiketnya? Estimasi kasarnya, biaya tiket pesawat Bandung – Kuala Lumpur PP sebesar Rp – Rp per orang. Jika dibandingkan dengan penerbangan dari Jakarta, harganya memang lebih tinggi. Akan tetapi, kami memutuskan untuk tetap terbang dari Bandung saja. Mengapa demikian? Ada beberapa pertimbangan yang kami gunakan. Pertama, selisih harga tiket untuk terbang dari Jakarta dan Bandung tidak terlalu jauh. Biaya tiket rute Jakarta – Kuala Lumpur PP memang lebih murah. Akan tetapi, masih ada biaya tambahan yang harus kami keluarkan. Biaya tersebut ialah biaya perjalanan menggunakan travel dari Bandung menuju ke Bandara Soekarno Hatta. Jika dihitung perjalanan berangkat dan pulang kembali, maka biaya totalnya hamper mirip dengan tiket rute Bandung – Kuala Lumpur PP. Kedua, efisiensi waktu untuk berangkat. Jika kami terbang dari Jakarta, maka kami harus berangkat dari Bandung menuju Bandara Soekarno Hatta jauh lebih awal. Paling telat, 6 sampai 8 jam sebelum pesawat lepas landas, kami sudah harus berangkat dari Bandung. Bandingkan jika kami terbang dari Bandara Husein Sastranegara Bandung. Jika jalanan Bandung sedang bersahabat, kami bisa tiba di bandara dalam waktu 30 menit saja. Jauh sekali bedanya, kan?! 😀 Ketiga, tentunya efisiensi tenaga. Dengan terbang dari Bandung, kami menghemat banyak sekali tenaga jika dibandingkan terbang dari Bandara Soekarno Hatta. Persiapan 6 – 8 jam sebelum keberangkatan itu membutuhkan tenaga yang tidak sedikit, lho. Lebih baik kami simpan tenaga dengan beristirahat dan kumpul dengan keluarga di rumah. Setelah itu, kami bisa menuju ke Bandara Husein Sastranegara 2 jam sebelum keberangkatan. Tiga pertimbangan tersebut sudah cukup bagi kami untuk menentukan pilihan rute yang akan diambil. Yuk, kita sambung ke cerita berikutnya dalam pengalaman transit di Kuala Lumpur. Cerita Transit di Kuala Lumpur Saat Berangkat Umroh Tiba saatnya hari keberangkatan kami berdua. Perjalanan dari rumah menuju Bandara Husein Sastranegara sangat singkat dan lancar. Kurang dari 1 jam, kami sudah tiba di bandara. Kami berdua pun masuk ke terminal keberangkatan internasional. Paspor dan boarding pass menjadi hal wajib yang harus dibawa selama perjalanan. Proses check in di counter berjalan lancar. Kami mengantri dengan tertib bersama penumpang yang lain. Koper berisi barang bawaan umroh yang kami bawa sudah didaftarkan ke dalam bagasi pesawat. Masih ada waktu untuk bersantai di ruang tunggu Bandara Husein. Tidak lama, para penumpang dipanggil untuk masuk ke pesawat. Penerbangan dari Bandung menuju Kuala Lumpur memakan waktu kurang lebih 2 jam 15 menit. Pagi itu cuaca sangat cerah. Alhamdulillah penerbangan kami menuju Kuala Lumpur lancar dan terasa menyenangkan. Pesawat kami akhirnya mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2 KLIA 2. Pengalaman transit di Kuala Lumpur akhirnya dimulai. Titik pertemuan kami dengan rombongan umroh yang lainnya ialah di KLIA 1, dimana terminal keberangkatan internasionalnya berada. Turun dari pesawat, kami membawa tas ransel yang kami bawa masuk ke kabin. Sebelum bisa menuju ke KLIA 1, kami h arus melalui proses imigrasi terlebih dahulu. Cukup ikuti saja panduan yang berada di dalam gedung terminal KLIA2, kami berdua bisa tiba di loket imigrasi. Loket Imigrasi di Bandara Kuala Lumpur Loket imigrasi di KLIA 2 dibagi menjadi dua antrian. Antrian pertama untuk warga dengan paspor Malaysia. Sedangkan antrian kedua ialah untuk warga asing dengan paspor non-Malaysia. Saat kami datang, antrian di imigrasi lumayan panjang. Jadi, kami nikmati saja prosesnya. Tidak ada yang perlu dicemaskan saat melewati loket imigrasi di KLIA 2. Cukup siapkan paspor saja untuk diproses oleh petugas imigrasi Malaysia. Selain itu, kami juga menyiapkan boarding pass pesawat yang kami naiki sebelumnya. Ketika kami melalui loket imigrasi, tidak ada pertanyaan aneh-aneh dari petugas imigrasi yang ditujukan pada kami berdua. Proses yang dilakukan di area loket imigrasi juga sangat sederhana. Dimulai dari penyerahan paspor kepada petugas, lalu pengambilan foto wajah kami oleh petugas imigrasi. Proses berikutnya ialah perekaman sidik jari di mesin khusus dan disambung oleh tahap validasi atau pemberian stempel imigrasi Malaysia di buku paspor Indonesia yang kami miliki. Selesai dari loket imigrasi, kami meneruskan perjalanan. Tujuan berikutnya ialah tempat pengambilan bagasi. Saya mengambil troli, sementara suami menunggu koper bawaan kami berdua di conveyor belt. Selesai mengambil bagasi, kami langsung keluar dari gedung terminal kedatangan KLIA 2. Moda Transportasi di Area Bandara Pengalaman transit di Kuala Lumpur Tujuan kami selanjutnya ialah menuju ke terminal keberangkatan internasional di KLIA 1. Untuk menuju ke sana, setidaknya ada dua cara yang kami ketahui. Cara pertama ialah naik bus yang ada di terminal. Sedangkan cara kedua ialah naik kereta, yang diberi nama KLIA Express. Kami berdua memilih cara kedua, yaitu menuju ke KLIA 1 menggunakan KLIA Express. Sebelum bisa menikmati KLIA Express, kami harus membeli tiketnya terlebih dahulu. Loket tiket KLIA Express berada di lantai 1 gedung terminal KLIA 2. Harga tiketnya terbilang sangat murah, hanya 2 Ringgit Malaysia per orang. Selain itu, anak-anak di bawah usia 4 tahun, masih bisa menikmati KLIA Express secara gratis. Jujur saja, pengalaman transit di Kuala Lumpur ini lumayan mengesankan menurut kami. Fasilitasnya sangat memudahkan untuk penumpang. Apalagi seperti kami berdua yang membawa bawaan berupa koper besar. Saat naik KLIA Express pun sangat mudah. Tidak perlu khawatir soal jadwal, KLIA Express terus beroperasi setiap hari. Cukup menunggu saja beberapa saat untuk naik KLIA Express berikutnya. Sebagai informasi, troli bandara tidak boleh dibawa masuk ke dalam KLIA Express ya. Hanya barang bawaan saja yang diperkenankan masuk. KLIA Express yang tersedia sangat nyaman dan bersih. Ada pendingin ruangan di dalamnya. Jika kosong, penumpang dipersilakan duduk di kursi yang tersedia. Perjalanan dari KLIA 2 menuju ke KLIA 1 sangat cepat. Estimasi perjalanan hanya membutuhkan waktu 2 hingga 5 menit saja. Jadi, baru saja duduk di kursi KLIA Express dan menikmati pemandangan, kami sudah harus berdiri lagi karena sudah sampai ke tujuan 😀 Tiba juga kami di KLIA 1. Troli bandara menjadi hal pertama yang kami cari. Tidak lain tujuannya untuk menaikkan koper bawaan kami di atasnya. Masih ada banyak waktu sebelum pesawat kami terbang ke Jeddah. Jadi, kami tidak buru-buru saat jalan kaki menembus megahnya KLIA 1. Terminal keberangkatan internasional terletak di lantai 5 gedung KLIA 1. Kami hanya perlu mencari lift untuk membawa barang bawaan ke terminal keberangkatan internasional. Pesawat yang akan membawa kami ke Jeddah akan berangkat sekitar pukul waktu setempat. Sedangkan kami sudah siap dan berada di terminal internasional sejak pukul waktu setempat. Lalu, bagaimana jika ingin makan di KLIA 1? Jangan khawatir, banyak sekali tempat makan yang tersedia. Dari hasil pengamatan kami, ada beberapa lokasi yang sempat kami temukan. Area foodcourt yang bisa anda nikmati berada di lantai 2 dan lantai 4. Pilihan menu makanan yang ada juga sangat bervariasi. Mulai dari makanan khas Melayu hingga makanan dengan tema Eropa juga ada. Anda bisa memilih sesuai selera. Rentang harga makanannya mulai dari belasan ringgit hingga dua puluhan ringgit Malaysia. Pada awalnya, kami berdua juga ingin jajan makanan di area foodcourt KLIA 1. Akan tetapi, kami sudah disiapkan bekal makanan dari rumah. Jadi, saat transit di Kuala Lumpur, kami cukup menghabiskan bekal makanan yang ada saja. Kami hanya perlu membeli air mineral dalam botol saja. Sangat menghemat pengeluaran kami berdua ketika itu. Selesai makan, kami istirahat sebentar sambil berkenalan dengan rombongan yang baru datang. Selanjutnya, kami mencari mushola untuk menjalankan sholat. Mushola di KLIA 1 berada di lantai 5. Satu lantai dengan terminal keberangkatan internasional. Kami tinggal berjalan dengan mengikuti papan petunjuk yang sudah tersedia. Jangan khawatir, mushola di KLIA 1 ini ukurannya lumayan besar. Dengan demikian, bisa menampung jamaah dalam jumlah yang cukup banyak. Sambil berjalan dari terminal internasional ke lokasi mushola, kami bisa menikmati dan melihat apa saja yang ada di sekeliling. Mulai dari restoran, toko brand ternama, hingga mesin ATM. Pengalaman transit di Kuala Lumpur kali ini, kami memang sengaja tidak mampir untuk berkeliling di Kuala Lumpur. Walaupun teman-teman di rombongan banyak yang datang sehari sebelumnya untuk jalan-jalan keliling Kuala Lumpur. Saat itu, kami fokus untuk cepat tiba di lokasi meeting point dengan rileks dan tidak terburu-buru. Selain itu, pikiran kami berdua memang fokus pada tujuan untuk beribadah umroh saja. Ga kepikiran untuk jalan-jalan 😀 Rencana jalan-jalannya disimpan dulu untuk sementara waktu. Kami akan datang kembali dengan membawa anak-anak beserta orangtua untuk jalan-jalan di Kuala Lumpur. Mohon bantu doakan ya, teman-teman! Demikian cerita ringan kami saat transit di Malaysia. Anggap saja kisah ini merupakan bagian yang pertama. Akan ada petualangan di KLIA bagian yang kedua. Nantikan pada cerita kami selanjutya ya. Terimakasih banyak sudah menyimak. Semoga cerita kali ini ada manfaatnya bagi para pembaca sekalian 😀 Visited 3,935 times, 16 visits today Ulasandari karyawan Capgemini tentang gaji, kultur perusahaan, fasilitas, manajemen, keamanan kerja, jenjang karir, dan lainnya di Capgemini.
Halo teman-teman, sebelumnya artikel pengalaman pertama kali liburan ke Penang Malaysia ini pernah saya tulis di blog satunya. Karena blog tersebut sudah campur aduk, maka saya akan fokuskan menulis tentang travel di blog ini. So ceritanya sedikit saya perbaharui namun tidak merusak cerita saya tahun 2019 lalu ini. Penang merupakan pulau kedua setelah Langkawi, Malaysia yang saya kunjungi. Pulau menarik yang juga dikenal dengan kota tuanya ini merupakan Situs Warisan Budaya UNESCO. Penang termasuk kota atau pulau yang mempunyai aneka ragam budaya, meskipun begitu dengan keanekaragaman masyarakatnya aman dan tentram. Oh iya Penang juga terkenal dengan keanekaragaman kulinernya, yang pastinya menggugah selera para traveler. Kesempatan saya untuk melakukan kunjungan ke Penang pun penuh dengan drama, disebabkan kali ini saya pergi traveling dengan membawa 2 orang teman yang pada awalnya hanya berniat holiday ke ibukota Malaysia Kuala Lumpur saja. Tak ada satupun niat dari mereka untuk pergi ke Penang, apalagi dengan kondisi mereka yang saat itu lagi bokek. Namun karena waktu liburan yang singkat, saya coba usaha untuk meyakinkan mereka untuk juga mengunjungi pulau Penang aka Pinang. Dan alhamdulillahnya saya berhasil, mereka mau saya bujuk untuk mengunjungi pulau atau negara bagian federasi Malaysia ini. Oh iya Fyi, Penang terletak di kawasan barat semenanjung Malaysia dan beribukota George Town. Untuk bisa sampai di Penang dari Kota Pekanbaru tempat domisili saya mengharuskan untuk transit di Kuala Lumpur, dengan 2 kali penerbangan tentunya. Pemesanan tiketpun sudah saya lakukan jauh-jauh hari kala AirAsia melakukan promo saat itu, dan saya mendapatkan tiket Kuala Lumpur – Penang PP seharga IDR 280K saja. Sedangkan Pekanbaru – Kuala Lumpur saat itu dapat tiketnya IDR 700K PP Karena harga yang lebih murah ini pula saya urungkan niat saya untuk menggunakan transportasi darat/ bus ke Penang saat itu. Meski dengan menggunakan pesawat saya harus berangkat dari Kuala Lumpur Penang jam 10 malam waktu Malaysia. Dalam perjalanannya pun saat transit saya lebih banyak menghabiskan waktu di sekitar Bandara KLIA saja. Makan siang di Quizinn by RASA Food Court, shalat, berkeliling bandara dan sisanya istirahat saja sambil menunggu waktu berangkat ke Penang. Oh iya Untuk bisa sampai ke Pulau Pinang ini membutuhkan waktu lebih kurang 1 jam saja. Penang International Airport/ Shutterstock Alhamdulillahnya pada akhirnya saya berangkat dan sampai di Penang International Airport, yang ternyata bandaranya lebih besar dari pada Sultan Syarif Kasim II Airport Pekanbaru. Saya yakin bandara ini lebih baik karena adanya rute penerbangan internasional Ga perlu waktu lama, kami pun menuju hostel yang sudah kami pesan melalui Agoda sebelumnya. Hostel yang kami pesan berada di daerah Lebuh Chulia Kota George Town dan untuk bisa sampai ke sana kami menggunakan Grab Car. Niatnya dari awal memang ingin menggunakan transportasi publik seperti Bus, namun karena sudah malam tidak ada bus yang beroperasional. Kami sampai saja sudah menujukkan pukul setengah 12 malam. The Frame Guesthouse The Frame Guesthouse menjadi pilihan kami untuk menginap Akhirnya tak sampai 40 menit saya pun sampai di penginapan yang sudah saya pesan. Saya menginap di The Frame Guesthouse. Hostel yang tepatnya berlokasi di 168, Lebuh Chulia, Georgetown, Penang, Malaysia. Ya sederhana saja karena melihat bintang dan review positif plus harganya yang lumayan untuk kantong saya dan teman-teman akhirnya kami memilih hostel ini. Adapun alasan lain karena memang hostel ini dekat dengan berbagai tujuan atua destinasi yang saya inginkan semisal Street Art in George Town yang jaraknya hanya 20 meter saja, Kapitan Keling Mosque dekat hanya 40 meter saja. Hostel ini juga sangat dekat dengan Sri Mariamman Temple, Khoo Kongsi, Museum Camera dan Penang Peranakan Mansion. Nilai plus kalau malam, hostel ini juga dekat dengan Chulia Street Night Hawker Stalls di mana merupakan pusat jajanan malam yang ada di George Town. Hostel yang nyaman Proses check-in di penginapan ini juga cukup cepat, apalagi resepsionis hostel ini bisa berbahasa Indonesia meski cengkok melayunya lebih banyak. Harganya untuk satu orangnya per malam dipatok IDR 80K di mana dalam 1 kamar ada 8 tempat tidur campir. Untuk bagian kamar mandi di luar, ya kaya hostel pada umumnya. Fasilitas lain adalah kita mendapatkan sarapan gratis, ara ruang untuk nonton bersama, membaca dan lainnya. Dan pastinya tak perlu membayar deposit ketika check in. So haru pertama ini hari perjalanan untuk menuju Penang saja hingga menginap di The Frame. Liburan ke Penang – Day 2 Rapid Penang Bus Seperti biasanya kalau pergi liburan, di mana selalu bangun lebih pagi. Selain untuk persiapan mengunjungi berbagai destinasi juga karena takut mana tau kamar mandinya penuh karena digunakan wisatawan lain. Tujuan pertama selama di Penang adalah mengunjungi Penang Hill yang letaknya berada di Air Itam. Dari hotel menuju ke destinasi pertama ini kami menggunakan grab car lagi dengan jarak tempuk sekitar 15 – 20 menit. Sebenarnya bisa juga menggunakan transportasi publik, cuma lagi-lagi karena berfikir untuk efisiensi waktu lebih baik naik grab saja. Kalau menggunakan Rapid Penang bus kami harus berputar-putar dulu dan berhenti di tiap halte yang ada, sehingga membuat jarak tempuh menjadi lama sekitar 1 setengah jam. Penang Hill aka Bukit Bendera Destinasi pertama Penang Hill Penang Hill juga lebih dikenal dengan sebutan Bukit Bendera ini merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjuingi selama berliburan di George Town. Letaknya berada di dataran paling tinggi di pulau ini, di mana Bukit Bendera letaknya berada di ketinggian 821 meter di atas permukaan laut. Dari atas puncaknya kita sebagai wisatawan bisa langsung melihat panorama kota George Town dari ketinggian, plus ikon terkenal lainnya Penang Bridge. Nah untuk bisa sampai puncak dari destinasi ini, kita akan naik menggunakan Penang Hill Railway yang sudah dibangun sejak tahun 1906 – 1923. Memang jalan menuju puncak terlihat lurus, tapi tetap saja medan yang dilalui menanjak tajam, bikin ngeri – ngeri sedap spot jantung. Naik Kereta menanjak di Penang Hill Railway Untuk menggunakan kereta ini kita dipatok biaya RM30 per orang pp. Untuk naik kereta kita juga di wajibkan antri agar tidak berebut. Pilihan duduk yang pas adalah bagian kereta di depan/ atas dan ketika turun di bawah. Saya sempat khawatir dengan alur pendakian ini, karena tanjakannya cukup menantan dengan kemiringan 45 derajat. Tapi saya buang jauh-jauh perasaan dan pemikiran aneh-aneh, fokus bisa sampai ke atas. Kapasitas kereta menurut petugas yang saya tanya adalah bisa menampung hingga 100 orang. Jalan yang menanjak curam Sebelum sampai di puncak, kereta akan berhenti beberapa kali dan di beberapa station. Sedangkan untuk tujuan saya sendiri adalah langsung ke puncak Bukit Bendera. Selain bisa menikmati panorama dan pemandangan kota, dari puncak kita juga bisa berkunjung ke berbagai atraksi lainnyam semisal Owl Museum, Love Lock dan The Habitat yang terkenal dengan hutan hujannya. Pemandangan dari bukit Bendera Kek Lok Si Temple Kek Lok Si Temple Puas memandangi alam, dokumentasi sana-sini akhirnya kami lanjutin berkunjung ke testinasi populer lainnya. Tak jauh dari Penang Hill kami mengunjung lokasi atau destinasi bersejarah yang juga digunakan sebagai tempat beribahadah. Kek Lok Si Temple, atau kuil Budha yang sudah berumur 1 abad lamanya di mana juga menjadi kuil terbesar di Asia Tenggara. Jika dilihat melalui google maps jaraknya hanya 2,8 KM saja dari Penang Hill. Jujur saja entah kenapa di kota saya Pekanbaru, tempat – tempat ibadah seperti ini jarang dijadikan juga sebagai destinasi wisata atau terbuka untuk umum. Ntah pemerintahnya yang kurang tanggap atau memang dibuka hanya untuk agama tertentu saja agar ibadah mereka lebih kusuk. Jadi ketika mengunjungi kuil ini ya saya sangat antusias sekali. Berfoto dengan background Pagoda Kek Lok Si Temple Saat saya mengunjungi kuil ini tak banyak orang yang datang beribadah, entah karena memang masih pagi atau bisa saja karena memang bukan jam ibadahnya. Jika diperhatikan arsitektur dari Kek Lok Si Temple memiliki campuran ornamen Tiongkok dengan gaya Thailand di mana terlihat banyak warna merah. Di dalam komplek kuil ini sendiri ada beberapa bagian kuil yang besar dan ada pula kuil yang memiliki pagoda. Berfoto atau mengabadikan tidak pernah membosankan Kegiatan saya sendiri ya sama seperti traveler umumnya, mendokumentasikan berbagai foto juga melihat bagaimana sejarah dari kuil ini. Pagoda di Kek Lok Si Temple Sedikit saran untuk teman-teman yang berkunjung ke Kek Lok Si Temple ini, ada baiknya membawa air mineral agar tidak kehausan. Maklum saja komplek kuil ini lumayan besar. Namu ntak perlu khawatir, tetap ada warung yang berjualan di lantai dasar kuil. Sedangkan untuk bisa berkeliling di kawasan atau komplek kuil ini tak ada biaya khusus, namun jika ingin naik ke atas pagoda setiap pengunjung diwajibkan membayar uang masuk sebesar RM 2 saja. di dalam Pagoda Kek Lok Si Temple Pada saat kami mengunjungi komplek kuil ini pun kami tak dapat eksplor ke keseluruhan kuil karena memang sedang ada pebaikan. Setelah puas dan tengah hari, kami pun berinisiatif balik ke penginapan, karena memang baju kaos yang kami gunakan sudah basah dengan keringat dan bau matahari. Lagi – lagi kami menggunakan Grab, namun dengan supir seorang ibu – ibu. Entah kenapa di dalam mobil kami diam seribu bahasa, karena bingung mau gunakan bahasa melayu atau inggris. Well sementara itu dulu cerita liburan ke Penang pada part 1, selanjutnya bisa baca lanjutnyannya pada part 2.
Kitahanya mampu merancang, Tuhan menentukan. Memandangkan, dua-dua tu Free the date aku tanyakan tu, aku minta Raa booking hotel yang okay dan affordable untuk kita bertiga menginap. Kiteorang pilih penginapan di tengah bandaraya Bukit Bintang. Area situ, mesra untuk pengguna jalan kaki, public transport pun banyak. So tak perlu runsing.
Pengalaman seru menikmati waktu transit di Kuala Lumpur International Airport. Menikmati air terjun KLIA Jungle Boardwalk, makan di restoran bandara Apa yang temans lakukan saat harus transit di Bandara sebelum melanjutkan ke Bandara tujuan? Jadi ceritanya saat saya pulang dari Thailand beberapa minggu lalu itu pesawatnya ga direct ke Jakarta dari Bandara Suvarnabhumi Thailand akan tetapi transit dulu di Bandara Kuala Lumpur International Airport KLIA. Berhubung tiketnya yang cocok dengan jadwal travel dari terminal 3 Soeta ke Bandung itu harus transit di Kuala Lumpur International Airport KLIA otomatis saya pun menerimanya dengan catatan transit selama 5 jam. 5 jam itu padahal waktu tempuh dari Jakarta ke Bandung, ya namanya hadiah mau tak mau saya bersyukur saja mendapatkan tiketnya meski transit dulu. Waktu transit dari Jakarta ke KLIA menuju Thailand hanya 1 jam namun dari Thailand ke Jakarta harus transit 5 jam. Beberapa Hal Yang Bisa Dilakukan Saat Transit di KLIA Perjalanan dari Thailand menuju KLIA itu harus saya tempuh sejak pukul waktu Thailand. Dengan tragedi tengah malam yang bikin saya dan Ummi Alida ga bisa tidur lagi. Kami berdua sudah check out sekitar pukul pagi dong lalu menunggu cantik di loby hotel sembari foto-foto. Dengan kejadian itu harapan saya ingin segera sampe KLIA buat refresh sedikit apalagi kudu nunggu 5 jam sebelum berangkat ke Jakarta D Sempat cari-cari info enaknya ngapain kalau transit 5 jam di bandara? tapi sepertinya beda individu ya beda di Bandara Kuala Lumpur International Airport Berikut pengalaman seru saya selama transit 5 jam di KLIA 👣 Mampir ke KLIA Jungle Board Hal pertama yang saya lakukan bersama Ummi Alida adalah keliling Bandara. Sebelumnya kami berdua menaiki kereta bandara menuju terminal lain mencari tempat makan yang Ummi janjikan buat saya. Akhirnya mata saya tertuju dengan sebuah ruangan bernama KLIA Jungle Boardwalk. Kami berdua akhirnya masuk. Oalah, pas masuk ternyata isinya adalah semacam air terjun dikeliling dengan pepohonan sesuai namanya Jungle! Lumayanlah dapat yang seger-seger, cuman matahari lagi lucu-lucunya menyelinap jadi foto-foto air terjun dan pepohonannya backlight gituh. Menariknya pintu masuk dan keluarnya itu terpisah, jadi jangan sampai seperti saya ingin keluar melalui pintu masuk dan ga bisa. Sementara pintu keluarnya mengharuskan saya buat jalan berkeliling dulu, duh ngerjain aja deh harus keliling dulu LOL. 🍔 Makan di Restoran KLIA Menunggu 5 jam transit di bandara pastinya membuat lapar meskipun di pesawat yang saya tumpangi diberikan makan, akan tetapi sebagai busui yang sedang travelling maka rasa lapar tak terbendung lagi. Bersyukur juga Bu Dirut traktir saya Burger King karena saya juga ga punya uang ringgit wkwkwk..Alhamdulilah rezeki banget bisa dapat traktiran dari Ummi Alida ini. Semoga rezekinya bertambah yess Ummi! Sebelum makan kita selfie dulu mengabadikan moment bersama di KLIA ini. Duh tuh muka saya udah ga karuan wkwk dari tengah malam ga tidur, di pesawat juga saya malah nonton film horor.💤 Tidur di Kursi Tunggu Jalan-jalan sudah, makan sudah, apalagi yang harus saya lakukan selain tidur. Saya merasa mengantuk sekali ternyata 5 jam itu sungguh luama banget yes. Maka sesuai pengalaman yang lainnya juga apabila transit 5 jam cobalah untuk tidur cantik mengusir waktu dan jenuh juga. 🍼 Pumping ASIP Berhubung saya sedang menyusui, salah satu kegiatan yang saya lakukan selama menunggu transit 5 jam di KLIA itu saya pumping. Apalagi sebelumnya saat dari Thailand saya belum pumping sama sekali, maka 5 jam di KLIA saya coba pumping. Untuk peralatan pumping sendiri saya menggunakan Breast Pump Elektrik Mooimom yang saya taruh dalam pouch kecil. Sementara itu hasil pumpingnya saya buang huhuhu sedih sih tapi apa boleh buat karena saya ga bawa cooler bag. Yang penting saya rajin pumping agar ASI tetap lancar jaya. 📱 Memanfaatkan Wifi Bandara Kegiatan lain yang saya lakukan saat transit di KLIA adalah memanfaatkan wifi gratis Bandara KLIA. Wifi-nya lumayan kenceng bisa nonton yucub juga cuman emang harus login gitu. Sebagai emak-emak yang harus update tentu saja kegiatan ini merupakan kegiatan wajib dan harus saya lakukan. Lumayanlah yah kegiatan berselancar di dunia medsos bisa membunuh rasa bosan selama transit 5 jam di Bandara KLIA. *** Well, temans itu dia pengalaman seru yang bisa saya bagikan selama transit di Bandara Kuala Lumpur International Airport selama 5 jam. Temans, punya pengalaman seru apa nih yang pernah dilakukan saat transit? yuk sharing yuk Bendayang paling wajib korang kena ada, adalah tiket. Kalau takda tiket transportation yang korang nak naik nanti, confirm korang tak boleh pergi. Contohlah korang ambil kapal terbang sebagai korang punya transportation untuk travel. Jadi, cara korang nak dapatkan tiket, ada dua cara. Satu, korang boleh dapatkan tiket di kaunter tiket di airport. Ulasan ini diterjemahkan secara otomatis dari bahasa ini dapat berisi hasil terjemahan dari Google. Google melepaskan semua tanggung jawab, baik tersirat ataupun tersurat, terkait hasil terjemahan, termasuk setiap tanggung jawab atas keakuratan, keandalan, dan jaminan tersirat apa pun tentang kelayakan untuk diperdagangkan, kesesuaian untuk tujuan tertentu, dan kebebasan dari 2018 • PasanganSama seperti KLIA Ekspres yang melayani route dari stasiun KL Sentral - bandara KLIA cuma bedanya kalau KLA Transit berhenti/transit di stasiun yang dilewatinya ada 3 tiga stasiun Bandar Tasik Selatan,Putrajaya & Cyberjaya & Salak Tinggi KLIA Ekspres dari stasiun KL Sentral langsung ke bandara KLIA tanpa transit tiket RM 35. Tampilan eksterior KA cukup luxury demikian juga interiornya bersih & nyaman. Kami naik dari KL Sentral & turun di Putrajaya pada akhir Juli 2018 lalu tiketnya RM 14 lebih mahal dari busDitulis pada 9 Agustus 2018Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap 2017 • SendiriUntuk berpindah antara terminal di KLIA dan KLIA2 sebenarnya ada shuttle bus gratis. Namun jika anda buru-buru karena ingin hemat waktu rasanya KLIA Transit bisa jadi opsi. Tarifnyapun murah hanya 2 Ringgit untuk perjalanan sekitar 5 menit. Sayangnya kereta ini tidak beroperasi 24 jam. Padahal banyak penumpang yang tiba tengah malam masih membutuhkan moda pada 21 April 2018Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap 2018 • SendiriSaya pernah gunakan klia transit dari stasiun putrajaya dan stasiun salak tinggi RM lebih murah dari di pada 10 Februari 2018Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap 2017 • TemanTransportasi yang bagus nyaman bagus dan aman juga cepat, menghemat waktu ke bandara KLIA, fan KLIA2Ditulis pada 4 Februari 2018Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap 2022Transit KLIA adalah transfer normal saya setiap kali saya terbang kecepatan cepat antara KLIA 1 & 2 & Kota stasiun Sentral. Nyaman dan Anda dapat membawa barang bawaan. Salah satu hal terbaik adalah Anda tidak bergantung pada lalu lintas taksi atau bus & bandara cukup jauh dari kota Sentral. Saya biasa naik taksi tapi sekarang gunakan ini karena lebih bisa pada 14 Januari 2023Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap bNew Delhi, India41 kontribusiAgt 2019Saya sedang bepergian kembali dari Bali mengganti penerbangan di KLIA. Setelah mematahkan kaki saya beberapa hari sebelumnya, saya menderita sakit di kursi roda. Staf yang mengantarku ke Samsung Lounge dan Starbucks di Level 1 mencakup tugasnya untuk mengantarku ke Lounge dan menjemputku. Kenyamanan saya, tempat duduk, apakah saya membutuhkan sesuatu yang tidak ada di radarnya. Perasaan yang saya dapatkan adalah impersonal, melakukan pekerjaan Anda, menyetor penumpang dan mengumpulkan mereka. Tidak ada harapan layanan gratis, beberapa pertunangan akan sangat disambut pada 26 November 2019Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap tAuckland, Selandia kontribusiAgt 2019Menggunakan KLIA Express adalah cara tercepat, bukan cara termurah, antara KL Sentral dan KLIA atau KLIA 2. Perbedaan antara KLIA Express dan KLIA Transit, KLIA Transit berhenti di tiga stasiun sepanjang rute yang sama, sehingga perjalanannya akan sedikit lebih lama. Namun, keduanya benar-benar nyaman, dan meringankan penumpang dari kemacetan lalu lintas yang bisa ditemui selama jam-jam sibuk. Dimungkinkan untuk menggunakan kereta KLIA ini untuk transit antara KLIA dan KLIA 2 dengan tiket MYR 2, sedangkan jika Anda ingin naik gratis, gunakan transfer Bus antara dua terminal pada 14 September 2019Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap 2019 • BisnisSangat marah karena tiketnya tidak dicetak dengan benar dan tidak ada staf yang siap membantu. Akhirnya ketinggalan kereta dan harus membuang 20 menit untuk naik kereta mahal yang menghabiskan pada 27 Juli 2019Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap 2019 • SendiriKLIA Transit adalah layanan kereta cepat dari Kuala Lumpur ke KLIA dan KLIA 2. Ini mirip dengan KLIA Express, kecuali bahwa KLIA Transit berhenti di semua stasiun di antaranya sementara KLIA Express hanya berhenti di stasiun terminal. Selain itu, transit KLIA lebih ramah anggaran dan cocok untuk mereka yang tidak terburu-buru dengan tepat waktu. Kursi yang nyaman dan ada ruang yang cukup untuk penumpang dengan barang bawaan juga. Pengumuman untuk perhentian berikutnya terdengar dan jelas, dalam Bahasa Malaysia dan Bahasa Inggris. Waktu kedatangan juga ada kursi terbatas di stasiun dan kursi di KLIA 2 terbuat dari batang besi persegi, tampak bagus tapi sangat tidak nyaman dan sakit untuk duduk dalam waktu yang lama, ditambah tidak ada cara bagi kaki untuk menekuk di bawah kursi. Semoga kursi-kursi itu segera ditingkatkan menjadi lebih pada 6 Juni 2019Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap 2018 • SendiriLayanan tepat waktu, efisien dan dapat diandalkan. Transit KLIA adalah layanan alternatif dari KLIA express, dan membuat beberapa perhentian di sepanjang rute dari KLIA ke KL Sentral. Saya menggunakan transit KLIA alih-alih ekspres karena ada tarif khusus yang tersedia untuk siswa. Perjalanan itu 7 menit lebih lama dari express tetapi itu sepadan dengan pada 19 Februari 2019Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap 1-10 dari 19 hasil
Sunday16 Ramadhan 1443 / 17 April 2022 Jadwal Shalat. Mode Layar
Pesawat yang saya tumpangi transit di KLIA selama delapan jam. Membayangkan leyeh-leyeh dibandara selama delapan jam saja sudah berat apalagi menjalaninya. Alasan selanjutnya dikarenakan bandara KLIA tidaklah seramai di KLIA 2, minim tempat shopping dibandingkan KLIA2. Akhirnya setelah pesawat saya landing di KLIA saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Kuala Lumpur. Transportasi Murah ke KL Sentral dari KLIA Kalo turun di KLIA yang paling saya sukai adalah antrian di imigrasi sedikit, sedangkan jika di KLIA 2 antrian bisa satu jam sendiri karena merupakan bandara low cost carrier. Setelah proses imigrasi selesai saya langsung memilih naik bus ke KL Sentral. Keputusan saya naik bus ke KL Sentral dikarenakan biayanya hanya RM 10 Rp. sedangkan jika naik KLIA Ekspress biayanya RM 55 Rp. Perbedaan kedua transportasi ini adalah lama perjalanannya, jika naik bus sekitar 1 jam dan KLIA Ekspress 28 menit. Selisih 30 menit saja perjalanan, dan menurut saya tidak masalah, karena bus pun juga nyaman. tempat pemberhentian bus di KLIA Tempat pemberhentian bus di KLIA mudah ditemukan, banyak sekali petunjuknya. Sampai di stasiun bus lalu beli tiketnya untuk Airport Coach dan menunggu di platform 2. Bus berangkat setiap satu jam sekali. Sekitar satu jam perjalanan bus sampai di KL Sentral yang merupakan stasiun untuk semua transportasi di Kuala Lumpur, seperti monorail, LRT, MRT dan bus. KL sentral Twin Petronas Destinasi pertama di Kuala Lumpur saya memilih Twin Petronas yang merupakan icon Malaysia. Saya naik LRT menuju KLCC dari KL Sentral. Sistem transportasi di Kuala Lumpur itu nggak ribet karena linenya sedikit. Tinggal baca map LRT saja maka kita akan faham, asalkan bisa bedakan antara jalur antara LRT, Monorail dan MRT dan naik di stasiun yang benar. Monorail Untuk pembelian token LRT wajib menggunakan uang coin, kalo nggak punya uang coin langsung tukar di Customer Service yang ada di setiap station. Saya naik LRT menuju Suria KLCC. Twin Petronas lokasinya menjadi satu dengan mall. Untuk mencari Twin Petronas, cari saja pintu keluar mall, mudah kok menemukannya. Tukar uang coin Foto di depan twin petronas menurut saya susah sekali. Bangunannya tinggi dan ramai wisatawan, sedangkan lokasi untuk berfoto dengan angle yang tepat sangat sempit. Di sekitar twin petronas ini juga banyak yang jual lens eye yang dipasang di kamera hp, karena seperti yang saya bilang tadi, tingginya twin petronas terkadang susah diambil secara full tanpa terpotong. Saya sih berhasil mengambil angle yang tepat setelah beberapa kali take. Ya, meskipun background belakang banyak manusia tapi bisa mengambil twin petronas yang tanpa terpotong ujungnya kebanggan tersendiri. Bukit Bintang Puas foto di Twin Petronas, destinasi selanjutnya yaitu Bukit Bintang. Bukit Bintang merupakan area beberapa mall di Kuala Lumpur, intinya sih tempat untuk shopping dan kuliner. Dari KLCC saya naik LRT ke Bukit Nanas, lalu pindah ke Monorail dari Bukit Nanas ke Stasiun Bukit Bintang. Waktu di Bukit Nanas ini saya jalan kaki sekitar 200 meter menuju Monorail dari LRT Bukit Nanas. Untuk token tiket monorail cara pembeliannya sama dengan tiket LRT. Pavilion - Bukit Bintang Kalo di Bukit Bintang tuh senangnya bisa keliling jalan kaki antara mall satu dengan yang lainnya. Meskipun tidak belanja cuma lihat turis "sliwar-sliwer" bawa tas belanjaan sudah bahagia hehehe... Area jalan kaki menuju Pavilion Mall itu paling ramai, sepanjang jalan pun ada merek-merek favorit seperti VINCCI, CK atau Sephora. Kuliner Nasi Ayam Hainan Chee Meng Dikarenakan masih siang menjelang sore, destinasi kuliner Jalan Alor yang lokasinya di Bukit Bintang belum buka, saya memutuskan untuk kuliner halal Nasi Ayam Hainan Chee Meng. Lokasi kuliner ini mudah ditemukan, pun saya yang nggak punya Sim Card Malaysia atau koneksi internet bisa dengan mudah sampai. Nasi ayam hainan Chee Meng merupakan nasi lemak dengan ayam dada dan ada kuah kaldunya. Seporsi harganya RM 10 dan es teh tarik RM Chee Meng Dengan harga segitu porsi dari Nasi Ayam Hainan Chee Meng ini cukup banyak. Untuk rasa khas Melayu, nggak jauh beda kalo saya lagi kulineran di Singapore ya rasanya rata-rata seperti di Chee Meng ini. Eksplore KL Sentral Dari Bukit Bintang saya kembali ke KL Sentral dengan naik MRT. KL Sentral tidak hanya tempat bertemunya transportasi di KL, namun juga terdapat NU Sentral. Layaknya mall pada umumnya, di sini banyak fashion dan juga kuliner. Salah satu kuliner yang membuat saya penasaran yaitu fish ball seharga RM 3 di Family Mart di NU Sentral yang ramai banget. Sayang karena saya masih kenyang, saya tidak membelinya. Untuk pulang menuju bandara KLIA, saya naik bus dari pemberhentian awal yang saya turun pertama kali. Sempat bingung juga lokasi halte bus ini, tapi saya bertanya ke Customer Service di KL Sentral, intinya jangan malu nanya aja. Bus berangkat setiap satu jam sekali, harganya berbeda yaitu RM 12. Total Pengeluaran 8 Jam di KL Sentral Kalo dihitung total jalan-jalan di KL cuma 6 jam, karena 2 jam habis untuk perjalanan naik bus PP bandara ke KL Sentral. Ya lumayanlah dapat jalan-jalan ke Twin Petronas dan Bukit Bintang. Untuk Total Pengeluaran yaitu Bus KLIA ke KL Sentral RM 10 Bus KL Sentral ke KLIA RM 12 Naik Monorail - MRT - LRT sekitar RM 8 Makan di Chee Meng RM Total Pengeluaran yaitu RM atau Rp. Andai jika saya naik KLIA Ekspress maka pengeluaran saya membengkak menjadi 500 ribuan Jadi gimana itinerarynya transit 8 jam di Kuala Lumpur, mudah bukan?
SenaraiTempat Menarik di Kuala Lumpur Kuala Lumpur merupakan Ibu Kota Malaysia. Bandar metropolitan ini memang tidak pernah tidur. Ianya bukan sahaja terkenal sebagai pusat kewangan dan pusat pertembungan budaya, malah ianya juga menawarkan banyak tarikan dan tempat menarik untuk dilawati. Artikel ini ada menyenaraikan sebanyak 35 buah tempat menarik di Kuala Lumpur untuk anda []
Pengalamantransit di Kuala Lumpur Tujuan kami selanjutnya ialah menuju ke terminal keberangkatan internasional di KLIA 1. Untuk menuju ke sana, setidaknya ada dua cara yang kami ketahui. Cara pertama ialah naik bus yang ada di terminal. Sedangkan cara kedua ialah naik kereta, yang diberi nama KLIA Express.
  1. Հ ፑаσеኣէз имуթиհу
  2. Уδωшибусв ա иփዳγեцωξω
  3. Φቦфωጻև еφուսи
K3soL4.